
Infeksi bakteri dan virus memiliki banyak kesamaan. Kedua jenis infeksi tersebut masing-masing disebabkan oleh mikroba -- bakteri dan virus -- dan disebarkan oleh hal-hal seperti:
- Batuk dan bersin .
- Kontak dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui ciuman dan seks.
- Kontak dengan permukaan, makanan, dan air yang terkontaminasi.
- Kontak dengan makhluk yang terinfeksi, termasuk hewan peliharaan, ternak, dan serangga seperti kutu.
Mikroba juga dapat menyebabkan:
- Infeksi akut, yang berumur pendek.
- Infeksi kronis, yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau seumur hidup.
- Infeksi laten, yang mungkin tidak menyebabkan gejala pada awalnya tetapi dapat mengaktifkan kembali selama beberapa bulan dan tahun.
Infeksi bakteri dan virus dapat menyebabkan gejala yang sama seperti batuk dan bersin, demam, peradangan, muntah, diare, kelelahan, dan kram -- yang semuanya merupakan cara sistem kekebalan tubuh mencoba membersihkan tubuh dari organisme yang menular. Tetapi infeksi bakteri dan virus berbeda dalam banyak hal penting lainnya, kebanyakan disebabkan oleh perbedaan struktural organisme dan cara mereka merespons obat.
Perbedaan Antara Bakteri dan Virus
Meskipun bakteri dan virus keduanya terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop, mereka berbeda seperti jerapah dan ikan mas.Bakteri adalah makhluk bersel tunggal yang relatif kompleks, banyak dengan dinding yang kaku, dan selaput karet tipis yang mengelilingi cairan di dalam sel. Mereka dapat mereproduksi sendiri.
Catatan fosil menunjukkan bahwa bakteri telah ada selama sekitar 3,5 miliar tahun, dan bakteri dapat bertahan hidup di lingkungan yang berbeda, termasuk panas dan dingin yang ekstrem, limbah radioaktif, dan tubuh manusia.
Kebanyakan bakteri tidak berbahaya, dan beberapa bahkan membantu manusia dengan mencerna makanan, menghancurkan mikroba penyebab penyakit, melawan sel-sel kanker, dan menyediakan nutrisi penting. Hanya kurang dari 1% bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia.
Sementara virus ukurannya lebih kecil: yang terbesar lebih kecil dari bakteri terkecil. Susunan tubuh virus hanyalah terdiri dari lapisan protein dan inti materi genetik, baik RNA atau DNA. Tidak seperti bakteri, virus tidak dapat bertahan hidup tanpa inang. Mereka hanya bisa bereproduksi dengan menempelkan diri ke sel.
Dalam kebanyakan kasus, mereka memprogram ulang sel untuk membuat virus baru sampai sel meledak dan mati. Dalam kasus lain, mereka mengubah sel normal menjadi sel ganas atau kanker.
Tidak seperti bakteri, kebanyakan virus menyebabkan penyakit, dan mereka akan secara spesifik menyerang sel-sel yang mereka serang. Misalnya, virus tertentu menyerang sel-sel di hati, sistem pernapasan, atau darah. Dalam beberapa kasus, ada virus yang menargetkan untuk menyerang bakteri.
Diagnosis Bakteri dan Infeksi Virus
Kamu harus berkonsultasi dengan dokter jika berpikir bahwa kamu memiliki infeksi bakteri atau virus. Terkecuali jika terserang flu biasa, yang biasanya tidak mengancam nyawa.Dalam beberapa kasus, sulit untuk menentukan apakah suatu penyakit adalah virus atau bakteri. Karena banyak penyakit -- termasuk pneumonia, meningitis, dan diare -- dapat disebabkan oleh keduanya. Tetapi dokter yang kamu kunjungi mungkin akan menentukan penyebabnya dengan mendengarkan riwayat medis kamu dan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan tes darah atau urin untuk membantu mengonfirmasi diagnosis, atau "tes kultur" jaringan untuk mengidentifikasi bakteri atau virus. Kadang-kadang, biopsi jaringan yang terkena mungkin diperlukan.
Baca juga: Cara Mencuci Tangan yang Benar Agar Bebas Dari Kuman dan Virus
Pengobatan Infeksi Bakteri dan Virus
Penemuan antibiotik untuk infeksi bakteri dianggap sebagai salah satu terobosan paling penting dalam sejarah medis. Sayangnya, bakteri sangat mudah beradaptasi, dan penggunaan antibiotik yang berlebihan telah membuat banyak dari mereka kebal terhadap antibiotik. Ini telah menciptakan masalah serius, terutama di pengaturan rumah sakit.Sehingga mungkin sekarang ini kamu tidak bisa sembarangan membeli antibiotik di apotek. Penggunaannya terbatas hanya oleh resep dokter. Karena banyak organisasi kesehatan dunia menyatakan antibiotik tidak efektif melawan virus.
Sejak awal abad ke-20, vaksin telah dikembangkan. Vaksin telah secara drastis mengurangi jumlah kasus baru penyakit virus seperti polio, campak, dan cacar air. Selain itu, vaksin dapat mencegah infeksi seperti flu, hepatitis A, hepatitis B, human papillomavirus (HPV), dan lainnya. Termasuk yang sedang ramai saat ini yakni Covid-19.
Tetapi pengobatan infeksi virus terbukti lebih menantang, terutama karena virus relatif kecil dan berkembang biak di dalam sel. Untuk beberapa penyakit virus, seperti infeksi virus herpes simpleks, HIV/AIDS, dan influenza, obatnya telah tersedia.
Namun, hal itu juga masih menyisakan perdebatan di beberapa ahli kesehatan. Ada yang mengatakan bahwa penggunaan obat dapat menjadi alasan pengembangan mikroba yang punya resistansi tinggi terhadap obat tersebut.
Penulis: Noval Irmawan Editor: Noval Irmawan | Sumber: WebMDCom Gambar : SafeBeeCom |
Posting Komentar