Siapa sebenarnya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang tega membunuh 31 pekerja trans Papua? Pertanyaan ini sampai sekarang masih menjadi misteri, mengingat pihak TNI dan Polri belum berhasil menangkap mereka. Adapun simpang siur berita yang beredar belum dapat menjawab keresahan ini dengan pasti.
Dalam hal ini, Pengamat teroris dan intelijen dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menyampaikan pendapat bahwa pelaku penembakan dan penyanderaan warga di Papua tidak bisa dilabeli sekadar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menurutnya, seperti dihimpun dari Kompas.com, ada dimensi politis yang melatarbelakanginya.
"Alasannya, karena ada dimensi politis dari gerakan mereka," kata Harits, Kamis (23/11/2017).
Adapun yang dimaksud dimensi politis menurut Harits terlihat dari tiga tuntutan mereka. Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan tuntutan KKB Papua. Pertama, keinginan untuk membubarkan Freeport. Kedua, keharusan ditarik keluarnya militer Indonesia dari Papua dengan diganti pasukan Keamanan PBB. Ketiga, rakyat Papua bisa menentukan nasib sendiri, dimana Pemerintah Indonesia harus menyetujui pemilihan bebas atau referendum.
Baca juga: KKB Papua Dipimpin Oleh Egianus Kogoya
KKB Adalah OPM
Harits Abu Ulya memiliki pendapat bahwa KKB Papua bukanlah kriminal biasa. Ini merupakan kelompok terorganisir yang memiliki jaringan hingga ke luar negeri. Tujuan utamanya tidal lain adalah memisahkan Papua dari Indonesia, yakni Papua merdeka."Kalau kriminal tentulah enggak berbeda jauh dengan kriminal lainnya di berbagai tempat. Sementara, mereka terorganisir, punya jaringan dalam dan luar negeri, punya agenda politik dari aksi-aksi kriminal mereka," ungkap Harits.
Masih mengacu pada tuntutan KKB Papua, Harits berpendapat mereka terindikasi sebagai kelompok yang disokong beragam komponen. Termasuk orang lokal Papua yang oportunis dengan kepentingan politiknya.
"Ada orang lokal Papua yang oportunis dengan kepentingan politiknya. Orang-orang semacam ini banyak juga yang tinggal di luar negeri dan yang kedua adalah pihak asing juga perlu diwaspadai," katanya.
Adapanya pihak asing yang ikut berperan terbaca dari setiap gejolak di Papua yang senada dengan suara dari beberapa negara. Pihak asing ini mendorong, bahkan memberi tekanan kepada Indonesia, dimana target utamanya adalah lepasnya Papua dari Indonesia.
"Jadi KKB adalah sejatinya OPM yang punya visi politik dan melakukan beragam perlawanan dan asing ikut bermain di dalamnya," jelas Harits.
Penulis: Noval Irmawan Editor : Noval Irmawan | Image : netralnews.com |
Posting Komentar