Kampanye Program Jokowi-Ma'ruf Amin Kalah Dari Isu Sensasional


Kampanye program capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin masih kalah dengan isu sensasional. Hal itu disampaikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA  di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018), dalam rilis surveinya yang mengacu pada dua bulan masa kampanye terakhir.

Perwakilan LSI, Rully Akbar mengatakan bahwa pasangan capres-cawapres nomor urut 01 belum mengkampanyekan program secara maksimal. Alhasil, program petahana yang sedianya bisa digunakan untuk bahan kampanye masih kalah dari isu sensasional seperti: hoaks Ratna Sarumpaet, pembakaran bendera, tampang Boyolali, politik sontoloyo, hingga politik genderuwo.

Selama masa survei dilakukan, Rully mengungkapkan, semua program yang ditawarkan tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan media massa.

"Dalam dua bulan masa kampanye, program-program belum maksimal dikampanyekan. Buktinya tak ada satupun program yang terbaca dalam media monitoring," kata katanya.

Dalam hasil survei yang dilakukan pada 10 hingga 19 November 2018, sedikitnya terdapat enam program pasangan Jokowi-Ma'ruf yang telah diketahui oleh masyarakat. Namun keenam program tersebut tidak masuk dalam 10 daftar teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial.

Baca juga: Jokowi: Rugi Jika Mengorbankan Kerukunan Gara-Gara Pemilu

Masyarakat Tahu Program Jokowi-Ma'ruf, Tapi Diam Saja

Survei LSI menunjukkan bahwa masyarakat mengetahui ke-enam program Jokowi-Ma'ruf. Angkanya berada rata-rata di atas 50 persen. Adapun program tersebut adalah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, beras sejahtera, Program Keluarga Harapan, pembangunan infrastruktur, dan pembagian sertifikat tanah.

Sementara data strategic room LSI Denny JA, menunjukkan ada 10 isu yang ramai dibicarakan di media sosial dan pemberitaan media online. Isu tersebut antara lain: hoaks Ratna Sarumpaet, pembakaran bendera, tampang Boyolali, politik sontoloyo, politik genderuwo, 4 tahun kepemimpinan Jokowi, janji Esemka, Game of Thrones Jokowi, Sandiaga lompat makam, dan Jokowi gratiskan Suramadu.

Berdasarkan data tersebut, LSI menyimpulkan bahwa selama dua bulan masa kampanye yang sudah dilewati, belum ada isu program yang bisa menarik perhatian masyarakat. Sehingga program-program pemerintah yang bisa dikampanyekan dan memaksa masyarakat yang merasa tahu untuk tidak diam saja, akhirnya kalah dari isu sensasional.

"Akibatnya dua bulan masa kampanye, kontestasi program dikalahkan isu sensasional," kata Rully.

Baca juga: Jalan Sehat Bersama Jokowi di Lampung Diikuti 30 Ribu Peserta

Survei LSI Denny JA

Pengumpulan data survei LSI Denny JA dilakukan pada 10 hingga 19 November 2018. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Jumlah responden yang disurvei sebanyak 1.200 responden.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei tersebut berada di angka 2,9 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview.
Penulis: Noval Irmawan
Editor : Noval Irmawan
Image : gatra.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama