Kejenuhan Politik Indonesia - Membicarakan politik Indonesia sama halnya membicarakan alur cerita sinetron stripping yang tayang setiap sore di stasiun televisi swasta. Keduanya sama-sama membuat greget dan tak pernah ada usainya. Sandiwara-sandiwara pas-pasan yang dipaksakan untuk memunculkan kualitas kelas wahid dimata penonton.
Sudah sekian tahun saja memang Indonesia merdeka. Dan sejak kemerdekaannya Indonesia telah menganut sistem demokraksi di pemerintahannya. Dimana sistem ini mengharuskan para penguasa untuk bermain politik terlebih dahulu sebelum kemudian dapat berkuasa di negeri rempah ini.
Namun, apa jadinya jika kondisi yang masih jauh dari sempurna ini sudah masuk masa jenuh terlebih dahulu? Masa jenuh yang sama ketika Presiden Soeharto berkuasa di Indonesia. Memang saat ini objeknya bukan lagi murni presiden, tapi orang-orang di baliknya. Orang-orang yang mendukung dan serta orang-orang yang menentang.
Permainan politik mereka kadangkala membuat isi perut mau keluar, mual. Permainan politik yang dirasa sangat jahat terhadap kondisi rakyat Indonesia. Permainan politik yang mementingkan kekuasaan sebagai Tuhan utamanya. Dimana dengan politik kekuasaan tersebut, rakyat dan bangsa seakan jadi nomor kesekian ratus dalam ranah perjuangannya.
Seperti diketahui, bahwa setiap menjelang pemilihan umum, baik di level Bupati sampai level tertinggi di pemerintahan pusat, Presiden. Para pemain politik tersebut hampir semuanya berlomba-lomba mencari kesalahan dan titik lemah lawan mainnya. Dimana tujuannya hanya untuk memperoleh kekuasaan. Sangat jarang sekali dari mereka yang benar-benar ingin menunjukan kebolehannya dalam hal mengelola negara ini untuk dapat bergerak maju ke masa emas Indonesia.
Maka, jika sudah demikian yang terjadi adalah senggol sana-senggol sini. Rakyat pun menjadi kambing hitam jika apa yang mereka peroleh tidak sesuai dengan harapan. Rakyat kemudian dibodoh-bodohi sampai akhirnya benar-benar bodoh karena saking kompleksnya rumus perpolitikan di Indonesia. Sehingga, yang namanya benar dan salah sama-sama kaburnya, tidak jelas.
Upaya Mempertahankan Kejenuhan Politik
Kejenuhan politik yang kontra produktif seperti sudah dijelaskan tadi seperti tidak pernah dirasakan oleh elite politik. Mereka seakan merasa apa yang dilakukan sangatlah seru, sama halnya ketika bermain game andorid bertema war.Kemudian, karena mereka merasa apa yang dilakukan benar-benar saja, sah-sah saja. Yang terjadi pun adalah mempertahankan kejenuhan tersebut. Kejenuhan terus dipegang erat dan disebarkan kepada masyarakat untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk sadar sebentar pun akan kenyataan yang ada di dunia politik mereka. Karena, jika masyarakat sudah sadar, maka habislah mereka.
Begitulah, sedikit cerita tentang politik Indonesia. Semoga kedepannya saya masih sama seperti sekarang ini. Masih tidak akan antipati terhadap perpolitikan, walaupun bukan menjadi pemain. Karena jika sudah antipati, berarti saya sudah sadar terhadap kejenuhan politik ini. Dan jika itu terjadi, maka habislah mereka oleh orang-orang seperti saya ini, rakyat.
[Penulis: Noval Irmawan]
tidak banyak sekarang politik udah kebanyakan hancur
BalasHapusoknum politiknya yang membuat hancur
HapusPosting Komentar