
Apa Itu Universal Joint? Tahukah anda bahwa universal joint adalah salah satu komponen yang biasa dipergunakan dan berfungsi sebagai penyambung. Penyambung ini sendiri terdiri dari dua buah engsel, di mana engsel ini memiliki 2 buah yoke yang terletak pada 3 bagian.
Pertama, pada bagian driving ataupun input shaft. Kemudian pada bagian driven atau biasa disebut sebagai output shaft. Dan juga pada bagian komponen yang berbentuk tanda + (plus), komponen yang satu ini disebut sebagai cross.
Pada bagian cross inilah digunakan sebagai komponen yoke. Yang mana biasanya dimanfaatkan untuk menyambung universal joint yang ada.
Selain itu, universal joint sendiri memiliki tugas yang memungkinkan driven shaft untuk melakukan transmisi daya menuju rear axle. Dan memasukannya ke dalam sudut yang berbeda-beda yang sebelumnya sudah diatur oleh sebuah suspensi belakang.
Dan karena daya yang ditransmisikan dengan sudut tertentu. Membuat universal joint tidak berputar secara bebas, sehingga benda ini tidak bergetar ataupun berputar dalam keadaan yang konstan.
Perlu anda ketahui sebelumnya, bahwa universal joint biasanya sangat berpengaruh dan berperan dalam proses propeller. Alat yang satu ini harus bisa mengatasi berbagai masalah yang terjadi ketika propeller shaft mulai berputar dan memunculkan resiko patah, ataupun kerusakan yang lainnya. Sehingga kita harus menjaga hubungan antar transmisi harus tetap.
Lalu jika dilihat dari bentuk dan jenisnya. Kita bisa membagi universal joint menjadi beberapa jenis seperti berikut ini:
Jenis-Jenis Universal Joint
1. Uniform Velocity Joint

Jenis joint yang satu ini, bisa dikatakan sangat mahal karena bisa memunculkan kecepatan sudut yang lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis joint yang lainnya. Universal joint jenis ini bisa membantu mengurangi adanya vibrasi dan juga suara yang bising. Dan biasanya, jenis joint yang satu ini akan digunakan pada kendaraan-kendaraan dengan kualitas yang tinggi.
2. Hook joint

Konstruksi yang terjadi secara sederhana dari sebuah hook joint adalah bekerja dengan konstan. Jenis joint yang satu ini umum digunakan untuk poros propeller. Mengapa demikian? Hal ini karena tipe yang satu ini ternyata bisa digunakan secara akurat.
Tipe hook joint biasanya akan menggunakan 2 yoke dimana salah satunya akan digabungkan dengan propeller shaft, spider, dan bearing. Pada bagian inilah komponen roller bearing yang terhubung dengan spider akan dibuat sangat keras sehingga tidak cepat aus.
Nah, bentuk bearing yang ditutup dengan cap ini bisa digunakan agar bisa mengurangi gesekan yang ada. Biasanya terdapat dua jenis hook joint yang ada. Yaitu shell bearing cup yang biasanya tidak bisa dibongkar. Dengan solid bearing cup, di mana jenis ini bisa dibongkar.
3. Slip joint

Joint jenis ini, biasanya bisa terjadi sebuah perubahan posisi di antara poros belakang dan bagian transmisi. Keduanya akan menyebabkan perpanjangan propeller shaft yang berubah-ubah. Namun anda tidak perlu panik. Karena panjang dari propeller shaft ini bisa disesuaikan dengan jarak dari output shaft yang dihasilkan.
4. Flexible joint

Jenis flexible joint biasanya terdiri dari beberapa coupling, rubber coupling, dan juga sleve yoke yang keduanya saling terhubung. Nah, keuntungan dari menggunakan flexible joint ini adalah tidak mudah aus ataupun rusak.
Jadi anda tidak perlu mengeluarkan banyak minyak untuk meredam suaranya. Akan tetapi harus tetap anda perhatikan, karena joint jenis ini akan tetap memunculkan vibrasi yang secara kontan jika sudah melebihi 10 derajat vibrasi.
Maka dari itu, biasanya pengguna universal joint jenis ini akan menggunakan center ring ball agar menghindari adanya vibrasi berlebihan. Dan untuk mendapatkan kualitas terbaik. Anda bisa mencari informasinya hanya di logam-makmur.com.
Penulis: Purwanto Editor: Noval Irmawan | Gambar : Istimewa |
Posting Komentar