
Muhammad Zainul Majdi atau biasa disebut Tuan Guru Bajang (TGB) telah secara resmi bergabung ke Partai Golkar. Manuver politiknya ini dilakukan setelah terang-terangan mendukung Jokowi dan hengkang dari Partai Demokrat (PD).
Sebelumnya, Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat ini juga sempat diisukan akan bergabung dengan Partai Nasdem atau PKB. Namun hal itu urung terjadi setelah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengumumkan secara langsung keputusan TGB bergabung dengan partainya.
Keputusan ini didapat setelah rapat internal partai yang dipimpin langsung Airlangga. Dalam kepengurusan Golkar, TGB ditugasi dua jabatan sekaligus, yakni Koordinator Bidang Keummatan dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Presiden.
"Keluarga Partai Golkar bergembira berkat hadirnya Pak TGB. Kemarin saat rapat pleno Partai Golkar menyetujui bahwa TGB menjadi salah satu pengurus DPP dan kemarin sudah disepakati menjadi Ketua Korbid Keumatan sekaligus Wakil Ketua Bappilu legislatif dan presiden," kata Airlangga di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Dalam hal ini, TGB mengaku bersyukur atas dua jabatan yang diberikan oleh Golkar. Ia berharap dirinya bisa menghasilkan sesuatu yang baik untuk Partai Golkar.
"Saya bersyukur dan penghikmatan itu saya akan ikhtiarkan tentu dengan arahan para tokoh Golkar, Pak Ketum, Mas Agus dan semua mudah-mudahan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk Golkar tentu untuk Indonesia," ungkap TGB.
Baca juga: Posko Pemangan Prabowo-Sandi Akan Dipindah ke 'Kandang Banteng', PDIP: Loe Jual Gue Beli
Sepak Terjang Politik TGB
TGB memulai karir politiknya dengan bergabung bersama Partai Bulan Bintang (PBB). Lewat PBB, TGB berhasil duduk di kursi anggota DPR pada periode 2004-2009. Setelah itu, TGB memutuskan masuk sebagai bagian dari Partai Demokrat pimpinan SBY.Dalam jajaran Partai Demokrat, TGB sempat mendapat kepercayaan dari sang Ketum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki kursi Majelis Tinggi Partai. Hingga terakhir bersama PD pada tahun 2018 ini, TGB juga berhasil terpilih selama dua periode sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Di penghujung kepemimpinan menjadi Gubernur NTB, TGB menyatakan mendukung Capres Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Ini berarti keputusan yang bertentangan dengan Partai Demokrat. Akhirnya TGB memutuskan hengkang dari PD.
Baca juga: Rentetan Aksi Jual Saham Sandiaga Uno Demi Biaya Kampanye Pilpres 2019
Keputusan TGB ini disebut-sebut sebagai jalan menjadi calon wakil presiden dari Jokowi. Namun, kemudian lenyap begitu saja ketika Jokowi menunjuk Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
Setelah hengkang dari PD, TGB santer diisukan menjadi bagian politikus NasDem. Ketum Partai NasDem Surya Paloh jadi yang pertama mengklaim TGB telah masuk partainya. Tapi klaim Surya Paloh ditepis langsung oleh TGB.
Sementara di tempat lain, TGB ternyata juga diincar PKB. Elite PKB terang-terangan mengungkap niat meminang TGB. TGB ternyata lebih memilih Golkar.
TGB mengatakan komunikasinya dengan Golkar sudah berlangsung sejak lama. Dia menilai partai berlambang pohon beringin itu memiliki sikap penengah.
"Tentu komunikasi memang sudah cukup lama dan Partai Golkar, partai tengah yang kokoh, ada nilai meritokrasi dan tentu kalau saya cermati misalnya beberapa yang saya sampaikan, bahwa moderasi atau sikap pertengahan itu penting betul sekarang ataupun ke depan untuk bangsa kita," kata TGB.
Baca juga: Kampanye Program Jokowi-Ma'ruf Amin Kalah Dari Isu Sensasional
Penulis: Noval Editor: Noval | Image : tribunnews(dot)com |
Posting Komentar