Teknologi, PortalSoho - Perintis dengan Otoritas Moneter Saudi Arabia mengumumkan sebuah uji coba terhadap teknologi pembayaran dari start-up buku besar terdistribusi, Ripple. Seperti diketahui bahwa Ripple telah mencapai kesepakatan dengan bank sentral Saudi Arabia mengenai sebuah program percontohan yang akan melibatkan bank-bank di negara tersebut merintis perusahaan teknologi Ripple.
Sesuai dengan apa yang ada dalam pengumuman tersebut, perintis dengan Otoritas Moneter Saudi Arabia menandai bank sentral kedua untuk bekerja dengan start-up tersebut. Setelah sebelumnya yaitu Bank of England, mulai bekerja dengan Ripple tahun lalu. Kata kesepakatan terakhir pertama kali muncul awal pekan ini menyusul komentar dari CEO Brad Garlinghouse di Konferensi Connect Blockchain di San Francisco.
"Program percontohan ground-breaking ini adalah yang pertama dari jenisnya yang akan diluncurkan oleh bank sentral. Bank yang berpartisipasi dari (Kerajaan Saudi Arabia) akan menggunakan xCurrent untuk segera menyelesaikan pembayaran yang dikirim ke dalam dan luar negeri, dengan transparansi yang lebih baik dan biaya yang lebih rendah," ungkap Ripple.
Baca juga: 3 Petinggi Ripple Menjadi Kaya Raya Berkat Kenaikan Harga Koinnya
Kabar bahwa beberapa bank di Saudi Arabia yang nantinya akan terlihat sebagai perintis xCurrent ini mungkin tidak menjadi mengejutkan, mengingat minat baru-baru ini terhadap produk Ripple oleh lembaga keuangan terkemuka lainnya.
Pada awal bulan ini juga telah diberitakan bahwa Santander sedang dalam proses meluncurkan aplikasi pembayaran mobile yang menggunakan teknologi xCurrent (yang tidak bergantung pada token XRP, Ripple), dengan Spanyol, Brazil, Inggris dan Polandia berfungsi sebagai pasar awal untuk peluncuran tersebut.
Pengumuman tersebut juga datang sehari setelah berita muncul bahwa UAE Exchange, perusahaan pengiriman uang utama di Uni Emirat Arab, telah menandatangani kontrak untuk menggunakan produk start-up RippleNet untuk mengelola pembayaran lintas batas.
Selain itu, laman berita lokal Arab Saudi juga telah melaporkan tentang tes yang dilakukan oleh raksasa pengiriman uang Western Union, yang mengkonfirmasi dalam sebuah pengumuman pendapatan kemarin bahwa mereka sedang memulai uji coba teknologi start-up. Fortune melaporkan melalui juru bicaranya, bahwa perusahaan tersebut melakukan pengujian pembayaran menggunakan XRP.
"Kami melihat terutama dalam penyelesaian pemrosesan dan optimalisasi modal kerja, juga di bagian peraturan, mengenai bagian kepatuhan terhadap kemampuan blockchain," ungkap CEO Western Union, Hikmet Ersek seperti dikutip oleh Bloomberg. "Dan kami melakukan tes, kami memiliki beberapa tes dengan Ripple." tandasnya.
Ripple sendiri telah mengatakan pada 2015 bahwa mereka bekerja dengan Western Union, meskipun perusahaan pengiriman uang tersebut tidak berkomentar pada saat itu.
Ripple memang merupakan salah satu mata uang kripto yang sejak pertama dibuatnya ditujukan untuk pengembangan bank sentral. Sehingga hal ini seperti bertolak belakang dengan beberapa konsep blockchain lainnya yang seperti tidak ingin berhubungan dengan bank sentral.
Baca juga: Aplikasi "Line Pay" Akan Luncurkan Layanan Untuk Mata Uang Kripto
=== ### ===
Penulis: NovalEditor: Asrinur
Posting Komentar