Bitcoin News - Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore 'MAS'), sebagai bank sentral di negara tersebut secara hukum telah menjadi pengawas keuangan terakhir untuk mengeluarkan peringatan mengenai risiko investasi pada kripto.
Mengutip eskalasi "spekulatif" baru-baru ini mengenai harga di pasar kripto, MAS telah merilis sebuah pernyataan yang menasihati warganya untuk "sangat berhati-hati" jika menginvestasikan mata uang digital seperti bitcoin. Otoritas tersebut juga menekankan bahwa pihaknya "tidak mengatur mata uang kripto" dan bahwa investor harus siap menghadapi risiko kehilangan dana mereka.
Mengklarifikasi bahwa mata uang kripto "bukan tender legal" di negara ini, seperti dikutip dari coindesk.com, MAS menyatakan:
"Otoritas Moneter Singapura menyarankan masyarakat untuk bertindak dengan sangat hati-hati dan memahami risiko signifikan yang mereka ambil jika mereka memilih untuk berinvestasi dalam mata uang kripto."
MAS lebih jauh mencatat bahwa tidak ada badan pengawas di Singapura yang dapat melindungi investasi mata uang kripto atau "keselamatan dan kesehatan" perantara mata uang kripto.
Namun, "jika perantara mata uang kripto ditemukan telah menggunakan mata uang kripto secara ilegal, operasinya dapat ditutup oleh lembaga penegak hukum," begitu kata bank sentral Singapura.
Pernyataan tersebut menyusul peringatan investor sebelumnya dari MAS mengenai risiko yang terkait dengan penawaran koin awal (initial coin offering / ICOs), yang dipublikasikan pada bulan Agustus.
"Jika konsumen berurusan dengan entitas yang tidak diatur oleh MAS, mereka melupakan perlindungan yang diberikan berdasarkan undang-undang yang diatur oleh MAS," seperti yang disebutkan dalam pemberitahuan tersebut.
Otoritas keuangan global lainnya telah memperingatkan investor terhadap investasi bitcoin, termasuk kepala bank sentral Denmark yang memperingatkan investor, Senin (18/12/2017) untuk "menjauh" dari bitcoin, dan menjelaskan investasi di bidang kripto sebagai sesuatu yang "berbahaya".
Bank-bank sentral negara-negara termasuk India dan Rusia juga telah mengeluarkan peringatan tentang investasi kripto.
Penulis: Noval Irmawan
Editor: Asrinur
Posting Komentar